media-masa.id - Angkasa Jaya Djoerani, anggota DPRD Kota Samarinda, berharap ada standar yang jelas tentang kualitas air yang dianggap aman untuk dikonsumsi masyarakat.
Angkasa menanggapi dengan santai ketika ditanya tentang bagaimana Sungai Karang Mumus menjadi hijau. Menurutnya, karena orang-orang sudah terbiasa dengan warna coklat, masyarakat menjadi sangat khawatir.
“Tapi kalau coklat kan belum tentu aman. Terus dari coklat berubah menjadi hijau saya tidak akan mengkritisi, kalau coklat kita diam dan ini berubah menjadi hijau kita ribut. Mungkin karena terbiasa,” katanya pada Jumat, 14 Juni 2024.
Ia menyatakan bahwa air keruh seperti air SKM tidak diizinkan oleh pemerintah untuk diproduksi, dan masyarakat yang tinggal di bantaran sungai sudah dilarang oleh pemerintah.
Salah satu tujuan larangan adalah untuk mencegah pencemaran limbah rumah tangga pada sungai agar tidak mengganggu kehidupan dan biota di dalamnya.
untuk memastikan bahwa sungai aman dan bersih, dan airnya tidak boleh dikonsumsi. Sungai Mahakam juga tidak seperti itu; Anda tidak akan menemukan sungai yang coklat di Belanda. Selain itu, dia menyatakan bahwa hijau ini tiba-tiba tercemar.
Legislator Basuki Rahmat juga meminta Pemerintah Kota menyediakan air bersih yang layak untuk digunakan oleh masyarakat, mengingat kesulitan yang telah dihadapi Samarinda selama ini untuk mendapatkan air bersih.
Warga akhirnya mulai menggunakan air SKM untuk keperluan mereka seperti mencuci dan mandi.
Akhir kata, dia menyatakan bahwa tanggung jawab Pemkot adalah menyediakan air yang layak dan bersih bagi masyarakat dan melarang warganya menggunakan air sungai jika tidak diperlukan.