Banner

Foto : Embung Maluhu bukan sekadar proyek infrastruktur biasa.

Advertorial Diskominfo Kukar / 23 March 2025 / 40 views

TENGGARONG — Hamparan air seluas delapan hektare kini menjadi pemandangan baru yang menyejukkan di Kelurahan Maluhu, Kecamatan Tenggarong. 

Di balik embusan angin dan tenangnya permukaan air, Embung Maluhu bukan sekadar proyek infrastruktur biasa. 

Ia menjelma menjadi sumber kehidupan baru yang menyatukan fungsi irigasi, pengendalian banjir, wisata alam, hingga potensi perikanan dan ekonomi kreatif lokal.

Embung ini dibangun menggunakan dana dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kukar dengan anggaran mencapai Rp3 miliar. 

Proyek ini menjadi salah satu proyek strategis daerah yang menyasar kebutuhan dasar masyarakat, sekaligus membuka ruang pertumbuhan sektor nontradisional di tengah kawasan pertanian.

Lurah Maluhu, Tri Joko Kuncoro, tak dapat menyembunyikan rasa syukurnya atas kehadiran embung ini. 

Ia menyebut embung bukan hanya menjadi solusi permanen bagi kebutuhan pengairan sawah-sawah warga, tapi juga menjadi “tulang punggung baru” bagi berbagai sektor yang bersinggungan langsung dengan kehidupan masyarakat.

“Embung ini sangat strategis. Sekarang persawahan kami sudah bisa dialiri air dari embung. Selain itu, saat musim hujan, embung juga berperan penting dalam mengendalikan limpahan air agar tidak menyebabkan banjir,” ujar Tri Joko, Minggu (23/3/2025).

Kawasan pertanian di Maluhu yang sebelumnya bergantung pada cuaca dan saluran air alami, kini mendapat sokongan suplai air yang lebih stabil dan terukur. 

Hal ini diyakini akan meningkatkan produktivitas lahan pertanian setempat dan memberikan ketahanan pangan lokal yang lebih kuat.

Namun, potensi embung ini tak berhenti di pertanian. Semenjak rampung dibangun, kawasan embung mulai ramai dikunjungi warga sekitar. Ada yang datang untuk bersantai sore, menikmati suasana alami, ada pula yang memancing bersama keluarga di akhir pekan.

“Warga sekarang sudah mulai menjadikan embung ini tempat rekreasi. Setiap sore dan hari libur, banyak keluarga datang ke sini. Ada yang duduk-duduk, ada yang memancing, dan sebagian membawa anak-anak sekadar menikmati udara segar,” kata Tri Joko.

Melihat antusiasme warga, pemerintah kelurahan bersama Pemkab Kukar telah merancang rencana pengembangan lanjutan. 

Nantinya, kawasan embung akan dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti gazebo, toilet umum, balai pertemuan, hingga tempat parkir yang memadai.

Bahkan, kata Tri Joko, embung ini juga disiapkan sebagai lokasi perkemahan yang cocok untuk kegiatan siswa-siswi sekolah, seperti pramuka atau kemah Sabtu-Minggu. Area sekitar embung memiliki kontur yang datar dan alami, ideal untuk kegiatan alam terbuka.

“Kami ingin kawasan ini menjadi multifungsi. Tidak hanya untuk pertanian dan pengendalian air, tapi juga jadi tempat belajar dan rekreasi warga. Kalau wisata hidup, tentu ekonomi warga juga akan ikut bergerak,” jelasnya.

Ia menyebut, potensi sektor perikanan juga sedang dibuka. Pemanfaatan embung untuk budidaya ikan air tawar akan segera diuji coba, bekerja sama dengan kelompok tani dan karang taruna.

Salah satu ide yang tengah digagas adalah pembuatan kolam jaring terapung, yang hasil panennya bisa dimanfaatkan untuk konsumsi lokal atau dijual di pasar. 

Dengan begitu, embung tak hanya menyuplai air ke sawah, tapi juga memberi hasil tangkapan ikan ke meja makan warga.

“Kalau ini bisa berjalan, kita bisa bikin paket edukasi wisata pertanian dan perikanan. Anak-anak sekolah bisa datang belajar tentang irigasi, tentang pentingnya air, dan bisa panen ikan bersama. Itu bisa jadi pengalaman berharga,” katanya penuh semangat.

Tri Joko juga menyampaikan apresiasinya kepada Pemkab Kukar, terutama atas perhatian terhadap wilayah-wilayah non-kota seperti Maluhu. 

Menurutnya, pembangunan embung ini adalah bukti bahwa desa dan kelurahan juga mendapat prioritas dalam perencanaan pembangunan berkelanjutan.

“Terima kasih kepada Bapak Bupati dan seluruh jajaran Pemkab Kukar. Warga kami merasakan langsung manfaatnya. Semoga ke depan program-program seperti ini bisa terus dikembangkan, bukan hanya di Maluhu, tapi juga di wilayah lain,” tutupnya.

Embung Maluhu kini bukan lagi sekadar genangan air buatan. Ia adalah simbol perubahan, penghubung antara kebutuhan dasar dan potensi ekonomi, sekaligus ruang hidup baru yang tumbuh dari tanah warga sendiri. (adv)

Logo

Jalan Gunung Satu No. 18 RT.05 Margo Balikpapan Barat Kota Balikpapan Kalimantan Timur

Telepon: 085396694449/081289219189 (admin)

Email: arahmediaindonesia@gmail.com

2025 © Media-Masa.ID. All Rights Reserved. Developed by PT. Master Digital Solutions