media-masa.id - Pada peringatan Hari Pendidikan Nasional, Sri Puji Astuti, Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Samarinda, menekankan sejumlah masalah yang masih mengganggu sektor pendidikan Kota Tepian ini. 

Menurutnya, tiga komponen utama dari masalah tersebut adalah siswa, infrastruktur, dan sumber daya manusia (SDM) pendidikan, termasuk guru dan tenaga pendidik lainnya. 
 
 Puji mengatakan pada hari Kamis (2/5/2024), “Dalam pendidikan, kita harus melibatkan semua pihak, termasuk pemerintah, orang tua, masyarakat, dunia usaha, dan media massa, untuk mengatasi masalah yang ada.” 

Ia menyatakan bahwa sistem pendidikan Samarinda terus menangani masalah yang signifikan. Dari 830 satuan pendidikan dari PAUD hingga SMP, masih ada masalah. Termasuk ketersediaan struktur, sanitasi, dan sistem drainase, terutama di lokasi pendidikan yang rentan terhadap banjir dan longsor. 

Selain itu, masalah kepemilikan lahan menjadi perhatian, karena banyak sekolah belum memiliki kepemilikan lahan yang jelas. 

Dia menyatakan bahwa beberapa sekolah masih menumpang dan bahkan menggunakan bangunan kayu yang kondisinya memprihatinkan. 

Astuti juga menekankan kondisi sumber daya manusia pendidikan, terutama infrastruktur. Ia menekankan pentingnya meningkatkan kesejahteraan para pendidik, baik PNS maupun honorer. 

Jelasnya, "Sekitar 100 hingga 200 PNS pensiun setiap tahun, dan kadang-kadang pendidik swasta dipekerjakan oleh sekolah negeri, meninggalkan kekurangan tenaga pengajar di sektor swasta juga menjadi masalah." 

Mengingat banyaknya tantangan yang masih ada di sektor pendidikan terkait regulasi, kurikulum, dan ketersediaan buku pelajaran, legislator Partai Demokrat itu menunjukkan perjuangannya untuk meningkatkan insentif bagi guru pendamping anak-anak inklusi. 
 
 Oleh karena itu, Hari Pendidikan Nasional adalah kesempatan untuk memperingati dan bersatu untuk menyelesaikan masalah pendidikan untuk masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.