media-masa.id - Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur mengadakan upacara di Gelora Kadrie Oening, Samarinda, yang berlangsung meriah dan dihadiri oleh Pj. Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik.
Dalam kesempatan tersebut, Akmal memberikan apresiasi kepada pemuda-pemudi berprestasi yang telah berkontribusi positif di berbagai bidang. Upacara ini juga menjadi momentum untuk menumbuhkan semangat nasionalisme dan kebanggaan terhadap identitas budaya bangsa.
Dalam sambutannya, Akmal Malik mengungkapkan rasa bangga atas kreativitas dan semangat yang ditunjukkan oleh pemuda Kaltim, khususnya dalam melestarikan seni budaya. Ia berharap penghargaan yang diberikan dapat mendorong generasi muda lainnya untuk lebih aktif dalam membangun dan melestarikan budaya daerah.
“Pemuda adalah ujung tombak pembangunan, termasuk dalam menjaga kekayaan budaya kita,” ujar Akmal.
Akmal juga menyerahkan piagam penghargaan kepada sejumlah pemuda yang telah berperan dalam kemajuan budaya dan kepemudaan. Salah satu penerima penghargaan adalah Ary Febrian Masis, pemuda asal Kabupaten Penajam Paser Utara, yang dinobatkan sebagai Pemuda Pelopor Bidang Seni Budaya 2024. Ary mendirikan Sanggar Seni Borneo Benuo Taka dan sekolah adat sebagai respon terhadap tantangan modernisasi yang dapat mengancam kelestarian seni budaya tradisional.
Sanggar dan sekolah tersebut bertujuan untuk mengembalikan minat generasi muda terhadap seni dan budaya lokal yang selama ini terpinggirkan oleh kemajuan teknologi. Ary menyatakan kekhawatirannya tentang menurunnya minat generasi muda, terutama di Penajam Paser Utara, terhadap warisan leluhur mereka. Untuk itu, sanggar dan sekolah adat yang didirikannya tidak memungut biaya agar siapa pun yang ingin belajar seni dan budaya dapat bergabung tanpa kendala.
“Kami ingin menjangkau sebanyak mungkin anak-anak agar mereka bisa mencintai seni budaya lokal sejak dini,” ujar Ary.
Saat ini, sudah ada 210 peserta dari berbagai jenjang sekolah yang aktif mengikuti kegiatan di sanggar seni dan sekolah adat. Mereka mempelajari berbagai aspek seni dan budaya, seperti tarian, musik tradisional, serta nilai-nilai kearifan lokal.
Dengan pendekatan yang interaktif, Ary berharap generasi muda bisa lebih mencintai dan melestarikan budaya mereka.Pendirian Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kaltim menjadi salah satu alasan penting bagi Ary untuk mendirikan sanggar dan sekolah adat ini. Ia berharap tempat ini bisa menjadi pusat budaya yang memperkenalkan kekayaan tradisional Kaltim kepada dunia.
“Dengan adanya IKN, kita punya kesempatan untuk menunjukkan budaya asli Kaltim kepada dunia,” tutup Ary penuh harapan.
