Tenggarong – Suasana haru menyelimuti Masjid Agung Sultan Sulaiman, Senin (31/3/2025). Ribuan jemaah yang hadir untuk melaksanakan Salat Idulfitri tak hanya larut dalam gema takbir, tetapi juga dalam momen perpisahan yang begitu emosional.
Di hadapan masyarakat yang telah dipimpinnya selama bertahun-tahun, Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah menyampaikan pamitnya dengan penuh ketulusan.
Dalam sambutannya, Edi menekankan bahwa esensi spiritual Ramadan bukan hanya tentang ibadah personal, tetapi juga harus diwujudkan dalam aksi nyata yang bermanfaat bagi sesama.
Ia mengingatkan bahwa kemenangan sejati setelah Ramadan adalah ketika nilai-nilai kepekaan sosial, kepedulian, dan kebersamaan tetap terjaga dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, di balik pesan-pesan moralnya, ada sesuatu yang berbeda dalam pidatonya kali ini. Suaranya terdengar lebih berat, setiap kata yang keluar seolah membawa beban emosional yang mendalam. Hingga akhirnya, ia mengungkapkan sesuatu yang sudah lama dinanti masyarakat: perpisahan.
“Pada kesempatan yang penuh berkah ini, saya ingin menyampaikan permohonan pamit dan permintaan maaf. Seperti yang kita ketahui bersama, masa jabatan saya sebagai Bupati Kukar akan berakhir setelah pelaksanaan tahapan Pemungutan Suara Ulang (PSU) nanti,” ujar Edi.
Matanya menyapu lautan manusia di depannya, seolah ingin mengingat setiap wajah, setiap sosok yang pernah menjadi bagian dari perjalanan panjangnya memimpin Kukar.
“Saya merasa terhormat dan bersyukur dapat mengabdi kepada masyarakat Kukar yang sangat saya cintai selama ini. Seluruh niat, pikiran, waktu, dan diri saya, saya wakafkan sepenuhnya untuk masyarakat Kukar,” lanjutnya dengan suara bergetar.
Ucapan itu sontak membuat beberapa jemaah menunduk, ada yang menyeka air mata, ada yang mengangguk pelan, seolah memahami betapa dalamnya dedikasi yang telah ia berikan.
Edi pun tak lupa meminta maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan selama menjabat. Ia menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah bersamanya membangun Kukar, mulai dari jajaran pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga seluruh warga yang selalu mendukungnya.
“Saya berharap segala upaya dan kerja keras yang telah kita lakukan bersama dapat memberikan manfaat besar bagi kemajuan dan kesejahteraan Kabupaten Kutai Kartanegara,” pungkasnya.
Seusai menyampaikan pidatonya, gema takbir kembali berkumandang, namun kali ini terasa lebih syahdu. Di bawah langit pagi yang cerah, Edi Damansyah melangkah turun dari podium, meninggalkan jejak pengabdian yang akan selalu diingat oleh masyarakat Kukar. (adv)