TENGGARONG – Mereka dulu dikenal sebagai petarung jalanan. Anak-anak muda penuh adrenalin yang mencari pelampiasan di ring-ring dadakan, di tengah sorak-sorai liar dan bau keringat perjuangan.
Tapi kini, berkat keberanian dan kepedulian Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kutai Kartanegara (Kukar), nama mereka mulai bersinar sebagai atlet masa depan.
Melalui Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar Daerah (PPLPD), para atlet Bejaguran—yang dulu dianggap "anak nakal"—kini mendapat kesempatan kedua yang tak ternilai harganya.
Mereka dilatih, dibina, dan disiapkan untuk berdiri gagah di ajang nasional, bahkan internasional.
"Bejaguran bukan lagi sekadar adu kuat di jalan. Ini adalah potensi besar, jika dibina dengan benar," ujar Kepala Bidang Pembudayaan Dispora Kukar, A.M. Ari Junaidi, Jum'at (6/6/2025).
Bejaguran, yang awalnya hanya dikenal sebagai bentuk adu fisik jalanan, kini mulai disulap menjadi cabang olahraga menantang dan bergengsi.
Melalui pendekatan pelatihan dan pembinaan, para petarung jalanan diarahkan menjadi atlet yang terlatih, beretika, dan punya visi juara.
Beberapa dari mereka kini sudah masuk dalam barisan atlet PPLPD, latihan intensif, nutrisi dijaga, mental dikuatkan.
Tak ada lagi ring berdebu dan perkelahian tanpa aturan. Yang ada sekarang adalah sparring terjadwal, pelatih bersertifikat, dan jadwal latihan menuju podium.
"Mereka yang masuk PPLPD bukan hanya karena pernah menang tanding, tapi karena punya semangat untuk berubah dan tumbuh," lanjut Ari.
Yang membuat program ini istimewa adalah kesempatan terbuka lebar bagi siapa saja. Dispora Kukar tak membatasi pembinaan hanya untuk mereka yang sudah berprestasi.
Setiap anak muda yang punya api semangat dan mental petarung, berhak mendapat peluang.
"Seleksi kami buka sepanjang tahun. Jika ada anak muda Bejaguran yang menunjukkan potensi, kami siap fasilitasi," tegasnya.
PPLPD sendiri berada di bawah Bidang Kebudayaan Olahraga Dispora Kukar, dengan fokus pada pembinaan usia dini dan pelajar. Program ini menjadi jembatan yang sahih antara bakat mentah dan prestasi olahraga nasional.
Lebih dari sekadar program pelatihan, PPLPD ini adalah jalan pulang bagi anak-anak muda yang nyaris tersesat. Ini tentang mengubah stigma, membentuk harapan baru, dan menunjukkan bahwa masa lalu bukanlah akhir dari segalanya.
“Program ini tidak hanya mencetak atlet, tetapi membentuk karakter. Kami ingin melahirkan generasi yang tangguh, bukan hanya di ring tapi juga dalam kehidupan,” pungkas Ari.
Dan di Kukar, ring Bejaguran kini telah menjelma jadi ring harapan—tempat anak muda berdiri tegak, bukan karena amarah, tetapi karena mimpi yang kini mulai punya bentuk. (adv)