TENGGARONG – Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), kini punya alasan baru untuk bangga.
Sebuah produk kopi lokal yang digarap penuh semangat oleh para petani Desa Cipari Makmur telah lahir dengan nama Kopi Hitam Mantap Muara Kaman (Kohiman).
Tak sekadar minuman, Kohiman menjelma menjadi simbol pemberdayaan dan inovasi petani lokal.
Dikelola oleh Kelompok Tani Desa Cipari Makmur, lebih dari 200 pohon kopi lokal menjadi sumber bahan baku utama bagi produk unggulan ini.
“Kohiman bukan sekadar minuman, tetapi juga simbol kebanggaan masyarakat Muara Kaman. Ini adalah bukti nyata potensi besar pertanian kami,” ujar Camat Muara Kaman, Barliang, Rabu (7/5/2025).
Kohiman hadir dalam dua varian rasa, yakni original dan jahe. Varian jahe menjadi primadona karena menawarkan sensasi hangat dan aroma khas yang cocok untuk penikmat kopi yang mencari rasa berbeda.
“Kami ingin Kohiman menjadi produk unggulan yang tak hanya diminati pasar lokal, tetapi mampu bersaing secara nasional,” tambah Barliang optimis.
Keunikan rasa Kohiman ternyata tidak hanya menarik perhatian warga lokal, tetapi juga memikat pengunjung dari luar daerah.
Salah satunya adalah Andri Prasetya (33), wisatawan asal Samarinda, yang mencicipi Kohiman saat berkunjung ke Muara Kaman.
“Saya penasaran karena dengar banyak cerita soal Kohiman. Setelah coba, saya kaget ternyata enak banget, apalagi yang varian jahe. Ada rasa khas yang beda dari kopi-kopi mainstream,” ujarnya.
Andri menilai konsep Kohiman sangat potensial, terlebih jika digarap lebih serius untuk pasar luar daerah.
“Kalau dikemas lebih modern dan dipasarkan di kafe-kafe atau rest area jalan poros, pasti bisa jadi daya tarik baru. Kohiman bisa jadi ciri khas Muara Kaman,” tambahnya.
Laras Ningsih (29), penikmat kopi dari Tenggarong, juga mengaku jatuh hati dengan cita rasa Kohiman. Ia menyebut, sensasi rasa yang kuat namun tidak terlalu asam menjadi keunggulan kopi ini.
“Saya beli pas ada bazar di Tenggarong. Satu sachet langsung bikin nagih. Rasanya mantap, dan yang bikin senang, ini produk petani lokal. Jadi pas minum, ada rasa bangga juga,” kata Laras.
Kehadiran Kohiman telah membawa angin segar bagi petani di Muara Kaman. Selama ini mereka bergantung pada komoditas pangan dengan nilai jual stagnan. Kini, kopi menjadi harapan baru yang meningkatkan pendapatan dan semangat berkarya.
“Kohiman membuka peluang baru bagi petani. Ini menunjukkan bahwa jika potensi lokal dikelola dengan baik, hasilnya bisa luar biasa,” tegas Camat Barliang.
Pemerintah kecamatan pun telah menyiapkan sejumlah strategi untuk memperkuat eksistensi Kohiman.
Di antaranya dengan meningkatan kapasitas produksi: dengan alat sangrai dan pengemasan modern. Promosi aktif di pameran dan festival: memperluas jangkauan pasar.
Dan, sertifikasi dan legalitas produk agar bisa masuk ritel modern dan e-commerce nasional.
Barliang menegaskan, kolaborasi antara petani, pemerintah, dan masyarakat adalah kunci sukses Kohiman.
“Kami ingin Kohiman tak hanya dikenal karena rasa, tapi juga menjadi kisah sukses ekonomi lokal yang dibangun bersama.”
Sebagai bagian dari strategi pembangunan berbasis potensi desa, Pemkab Kukar mendukung penuh Kohiman sebagai model pemberdayaan UMKM dan pertanian.
Dengan semangat gotong royong, cita rasa otentik, dan dukungan lintas sektor, Kohiman kini lebih dari sekadar kopi. (adv)