TENGGARONG – Pelantikan Pengurus Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Kembang Janggut, Kamis (3/4/2025), menjadi momentum penting bagi penguatan gerakan rakyat di sektor pangan Kutai Kartanegara (Kukar). 

Tak sekadar seremoni, pelantikan ini mempertegas arah pembangunan pertanian, perikanan, dan peternakan berbasis pemberdayaan komunitas lokal.

Bupati Kukar Edi Damansyah, yang juga menjabat sebagai Ketua KTNA Kabupaten, hadir langsung dan memimpin prosesi pelantikan yang berlangsung di Balai Pertemuan Umum (BPU) Kembang Janggut. 

Dalam sambutannya, Edi menyampaikan pesan tegas: KTNA bukan organisasi biasa, melainkan representasi langsung dari pelaku utama pangan yang selama ini bekerja di akar rumput.

“KTNA adalah organisasi dari etam untuk etam. Bukan dibuat untuk hiasan, tapi sebagai rumah bersama petani, nelayan, dan peternak,” tegas Edi.

Dengan semangat gotong royong sebagai pijakan, KTNA dihadirkan untuk mengangkat suara para pelaku sektor pangan yang selama ini sering terpinggirkan dari proses perencanaan pembangunan. 

Para pengurus yang dilantik bukan berasal dari luar sistem, melainkan dipilih langsung melalui musyawarah oleh komunitas.

“Yang duduk di sini adalah mereka yang benar-benar paham kondisi di lapangan. Mereka tahu tantangan dan harapan. Inilah kekuatan KTNA sebagai organisasi rakyat,” ujarnya.

Pelantikan ditandai dengan penyerahan bendera pataka KTNA kepada ketua terpilih, sebagai simbol tanggung jawab dan harapan besar dalam mewujudkan kedaulatan pangan di tingkat lokal.

Dalam arahannya, Edi juga meminta pengurus baru KTNA untuk segera memetakan ulang seluruh potensi dan kekuatan komunitas di wilayah Kembang Janggut. Ia menekankan bahwa tanpa data yang akurat, kebijakan akan kehilangan arah dan sasaran.

“Kita tidak bisa merancang program hanya berdasarkan asumsi. Data anggota, aktivitas, dan potensi wilayah harus diperbarui. Ini dasar kita untuk menggerakkan program yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat,” ucapnya.

Kecamatan Kembang Janggut, lanjutnya, memang tidak memiliki sawah-sawah luas, tetapi memiliki kekayaan alam lain yang bisa dioptimalkan, seperti sektor perikanan darat dan peternakan skala rumah tangga.

KTNA, kata Edi, bukan hanya mitra formal pemerintah, melainkan mitra strategis yang punya peran vital dalam mempercepat terwujudnya ketahanan dan kedaulatan pangan. 

Ia mendorong kolaborasi erat antara KTNA dengan dinas-dinas teknis seperti Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Dinas Perkebunan, Dinas Ketahanan Pangan, serta Dinas Kelautan dan Perikanan.

“Pemerintah daerah tidak bisa bekerja sendiri. Kami butuh KTNA sebagai penghubung langsung ke komunitas, menyampaikan informasi, menjaring aspirasi, dan menjadi lokomotif perubahan di desa-desa,” katanya.

Lebih dari itu, Edi menantang KTNA untuk aktif terjun ke tengah masyarakat, tidak sekadar eksis di atas kertas. Menurutnya, keberadaan organisasi hanya akan bermakna jika benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

“Saya tidak ingin KTNA hanya jadi nama dalam struktur. Saya ingin KTNA hadir di hati masyarakat. Sapa mereka, dengar keluhannya, dan bantu carikan solusinya. Kita harus hadir, bukan menunggu,” tegasnya.

Sebagai penutup, pelantikan dilanjutkan dengan sesi dialog interaktif antara pengurus baru KTNA, Bupati Kukar, dan perwakilan dinas teknis. 

Diskusi berlangsung terbuka, membahas tantangan dan peluang di sektor pangan, termasuk rencana pelatihan, bantuan, hingga pembukaan akses kemitraan dengan pihak swasta.

Edi pun kembali menegaskan harapannya agar KTNA mampu menjadi ujung tombak kemandirian pangan Kukar yang berkeadilan dan berkelanjutan.

“Kukar bukan hanya ingin jadi lumbung pangan, tapi juga rumah yang layak dan sejahtera bagi para pelaku pangannya. KTNA adalah harapan kita untuk mewujudkan itu semua,” pungkasnya. (adv)