TENGGARONG – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus memperkuat langkah strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui pengembangan kawasan industri.
Total seluas 12.000 hektare lahan telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kukar sebagai areal kawasan industri.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kukar, Alfian Noor, menjelaskan bahwa dari total luasan tersebut, sekitar 7.000 hektare telah diproyeksikan secara spesifik di dua kecamatan utama, yakni Sangasanga dan Marangkayu.
“Ada lebih dari 2.000 hektare kawasan industri yang kita siapkan di Sangasanga, sementara di Marangkayu itu sekitar 5.000 hektare,” ungkap Alfian Noor, Minggu (8/6/2025).
Menurut Alfian, saat ini Kecamatan Sangasanga menjadi fokus pengembangan karena telah memiliki kawasan kelurahan pendingin, yang mulai diisi oleh beberapa industri.
Aktivitas awal ini menunjukkan potensi besar kawasan tersebut sebagai magnet baru investasi di Kukar, terutama di sektor-sektor berbasis energi dan pertambangan.
"Kalau saat ini yang paling potensial memang di Sangasanga. Ada beberapa industri yang sudah memulai kegiatan di daerah pendingin," jelasnya.
Alfian menambahkan, pengembangan kawasan industri di Sangasanga dan Marangkayu dinilai sangat strategis karena ditunjang oleh ketersediaan infrastruktur transportasi yang memadai.
Seperti, akses ke sungai besar dan kedekatan dengan jalur logistik utama menuju Samarinda dan Balikpapan.
Selain itu, pengembangan kawasan ini juga sejalan dengan arah kebijakan nasional untuk mempercepat pertumbuhan pusat-pusat ekonomi baru di Kalimantan Timur, sebagai daerah penyangga utama Ibu Kota Nusantara (IKN).
DPMPTSP Kukar juga optimistis bahwa ke depan, realisasi investasi di kawasan-kawasan ini akan terus meningkat, seiring dengan komitmen pemerintah daerah dalam memberikan berbagai kemudahan perizinan dan dukungan fasilitas pendukung untuk para pelaku usaha.
"Dengan langkah ini, kami berharap mampu mendorong terciptanya lapangan kerja baru, meningkatkan nilai tambah ekonomi lokal, serta mempercepat transformasi Kukar menuju daerah industri yang berkelanjutan," tandas Alfian Noor. (adv)