TENGGARONG – Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Kutai Kartanegara (Kukar) yang digelar Sabtu (19/4/2025) menjadi ujian tersendiri bagi pemerintah daerah dan masyarakat. 

Di tengah keterbatasan waktu persiapan dan sosialisasi, Pemerintah Kabupaten Kukar tetap memasang target ambisius: partisipasi pemilih mencapai minimal 70,98 persen, setara dengan Pilkada 2024.

Sekretaris Daaerah Kukar, Sunggono, mengakui bahwa pelaksanaan PSU kali ini memang penuh tantangan. 

Sosialisasi hanya dilakukan dalam hitungan pekan, namun pemerintah tak kehilangan semangat. “Kami yakin, dengan kerja sama seluruh pihak dan kesadaran masyarakat, target ini bisa dicapai,” ujarnya.

Salah satu strategi yang dilakukan adalah optimalisasi komunikasi berjenjang. Lewat pertemuan tatap muka terbatas dan koordinasi daring dengan seluruh OPD, kecamatan, hingga tingkat RT, informasi soal PSU terus digelontorkan ke masyarakat. 

“Kami manfaatkan semua saluran yang ada, meski dalam waktu yang singkat,” lanjut Sunggono.

PSU ini sendiri mempertemukan tiga pasangan calon kepala daerah yang membawa beragam visi dan latar belakang. 

Namun di balik dinamika kontestasi, Pemkab Kukar menekankan bahwa keberhasilan PSU bukan sekadar soal siapa yang menang, melainkan seberapa kuat partisipasi rakyat dalam menjaga semangat demokrasi.

“PSU ini akan menunjukkan seberapa besar komitmen kita terhadap masa depan Kukar. Demokrasi bukan hanya soal memilih, tapi juga soal kehadiran dan tanggung jawab,” tegas Sunggono.

Dengan antusiasme yang mulai terlihat sejak pagi di sejumlah TPS, Pemkab Kukar berharap semangat ini berlanjut hingga akhir hari pencoblosan. 

"Kami ingin PSU ini bukan hanya sukses secara teknis, tapi juga memperkuat semangat persatuan di masyarakat,” pungkasnya. (adv)