TENGGARONG – Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur bersiap menyambut Hari Kartini dengan nuansa budaya yang kental.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar mengeluarkan imbauan agar seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) perempuan serta karyawati BUMN dan BUMD mengenakan kebaya bernuansa Kartini pada Senin, 21 April 2025.
Imbauan ini tertuang dalam Surat Edaran Nomor P-4/KHPK2DISOSPOLKUM/400.2/04/2025 yang ditandatangani langsung oleh Sekretaris Daerah Kukar, Sunggono.
Langkah ini bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan pernyataan sikap: bahwa warisan perjuangan Raden Ajeng Kartini masih hidup dan relevan di tengah arus modernisasi birokrasi.
“Dengan kebaya, kita tidak hanya mengenang sosok Kartini, tapi juga menyuarakan bahwa nilai-nilai perjuangannya masih berdenyut dalam kehidupan perempuan masa kini,” ujar Sunggono, Minggu (20/4/2025).
Menurutnya, kebaya bukan hanya kain dan bordir yang indah. Ia adalah lambang keanggunan, kekuatan, dan martabat perempuan Indonesia.
Dalam konteks profesional, kebaya menjadi simbol bahwa perempuan bisa hadir elegan tanpa kehilangan ketegasan dan perannya sebagai agen perubahan.
Pemkab Kukar juga mendorong seluruh instansi, baik perangkat daerah, lembaga vertikal, maupun perusahaan milik negara dan daerah, untuk mendokumentasikan momen istimewa ini dalam bentuk foto bersama.
Dokumentasi tersebut akan dijadikan materi kampanye budaya sekaligus pengingat bahwa semangat Kartini hadir dalam wujud nyata di kantor-kantor pemerintahan Kukar.
Tak berhenti di sana, berbagai kegiatan tematik turut disiapkan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kukar.
Mulai dari seminar pemberdayaan, lomba busana daerah, hingga diskusi publik yang mengangkat isu strategis perempuan dalam pembangunan.
“Semangat Kartini bukan sekadar peringatan. Ia harus hadir dalam keputusan-keputusan yang berdampak, dalam kepemimpinan, dan dalam keberanian perempuan Kukar menembus batas,” tutup Sunggono dengan semangat.
Hari Kartini di Kukar tahun ini tak hanya dirayakan dengan kebaya—tapi dengan tekad: bahwa perempuan bukan sekadar pelengkap, tapi pemimpin yang berdiri sejajar dalam membangun bangsa. (adv)