TENGGARONG – Desa Segihan, Kecamatan Sebulu, bersiap menyambut 2025 dengan tekad besar: menjadikan pertanian sebagai motor utama penggerak ekonomi warganya.
Pemerintah Desa (Pemdes) tak tanggung-tanggung, menggelontorkan Rp600 juta dari Dana Desa (DD) khusus untuk membenahi infrastruktur pertanian dan memperluas program ketahanan pangan berbasis rumah tangga.
Kepala Desa Segihan, Hendra Wahyudi, menyebut pembangunan sistem irigasi, embung, dan drainase menjadi fokus utama agar petani bisa mendapatkan pasokan air yang stabil dan berkelanjutan, sekaligus mengurangi risiko gagal panen akibat kekeringan musiman.
“Ini bukan proyek biasa, ini pondasi. Akses air adalah kunci dari semua keberhasilan pertanian. Maka kami pastikan irigasi dan drainase benar-benar bekerja maksimal,” ujar Hendra, Jumat (28/3/2025).
Namun Segihan tak hanya berbicara soal sawah dan ladang. Lewat inovasi "Satu Rumah Satu Bioplog", desa ini membangun kultur baru: pertanian pekarangan.
Warga diajak untuk aktif menanam tanaman produktif di halaman rumah masing-masing—dari cabai, tomat, hingga sayur-mayur.
“Bayangkan kalau setiap rumah bisa mandiri secara pangan. Kita tidak hanya mengurangi belanja, tapi juga memperkuat ketahanan keluarga. Program ini sudah berjalan dua tahun dan hasilnya mulai terasa,” jelas Hendra.
Pemdes Segihan juga memastikan bahwa peternakan dan perkebunan ikut mendapatkan porsi dalam prioritas pembangunan. Sistem pembinaan kelompok tani, bantuan sarana produksi, hingga pendampingan teknis akan diperkuat pada tahun ini.
“Kami ingin desa ini menjadi contoh bahwa pembangunan tak harus dimulai dari kota. Dari kebun, dari kandang, dari pekarangan rumah, kita bisa bangkit,” katanya optimis.
Di tengah tantangan perubahan iklim dan harga komoditas yang fluktuatif, pendekatan berbasis partisipasi warga seperti yang diterapkan di Segihan menjadi jawaban yang realistis dan berkelanjutan.
“Kami percaya bahwa desa bisa berdikari kalau pangan kuat. Dan pangan itu harus tumbuh dari bawah—dari tangan petani, dari halaman rumah warga sendiri,” pungkas Hendra.
Dengan kombinasi pembangunan infrastruktur, penguatan kelembagaan, dan gerakan pertanian rumah tangga, Desa Segihan kini menapaki jalur baru menuju desa yang lebih mandiri, sejahtera, dan berdaya dari akarnya sendiri. (adv)