Banner

Foto : Hujan yang terus mengguyur kawasan hulu menyebabkan debit Sungai Mahakam meningkat tajam, hingga memicu banjir di sejumlah titik vital di Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara.

Advertorial Diskominfo Kukar / 01 May 2025 / 112 views

TENGGARONG – Hujan yang terus mengguyur kawasan hulu menyebabkan debit Sungai Mahakam meningkat tajam, hingga memicu banjir di sejumlah titik vital di Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara.

Sejak Rabu (30/4/2025), genangan air tampak melumpuhkan aktivitas di beberapa ruas jalan protokol seperti Jalan Wolter Monginsidi, Belida, Ahmad Yani, KH Dewantara, dan Teratai. 

Kawasan padat penduduk di Kelurahan Mangkurawang, Timbau, dan Loa Ipuh juga mulai tergenang.

Camat Tenggarong, Sukono, memastikan bahwa seluruh perangkat kecamatan hingga tingkat RT telah disiagakan untuk menghadapi kondisi darurat ini.

“Kami ingin masyarakat tetap waspada. Saat ini kondisi Sungai Mahakam masih tinggi, dan bisa berpotensi terjadi peningkatan luapan air apabila hujan terus turun di hulu,” kata Sukono.

Ia menjelaskan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan BPBD, Dinas PU, Dishub, serta aparat keamanan untuk mengantisipasi dampak lanjutan, termasuk menyiapkan langkah evakuasi bila dibutuhkan.

Di tengah kondisi ini, warga mulai merasakan dampak langsung, terutama pelaku UMKM. Rika (42), seorang pedagang makanan di Jalan Teratai, mengatakan usahanya lumpuh total karena air sudah masuk ke teras warung.

"Biasanya ramai pembeli pas pagi dan sore. Tapi dua hari ini saya tutup karena air tinggi dan pelanggan nggak bisa lewat," ungkapnya sambil menunjukkan bagian warung yang tergenang.

Ia berharap ada bantuan dari pemerintah, terutama bagi pedagang kecil yang kehilangan pemasukan harian akibat banjir.

Taufik (38), warga RT 12 Kelurahan Mangkurawang, mengaku air mulai masuk ke pekarangan rumahnya sejak malam sebelumnya.

"Kami sudah biasa hadapi banjir tahunan, tapi tetap saja repot kalau air masuk. Semoga ada langkah nyata untuk penanganan jangka panjang, bukan hanya pas air sudah tinggi," keluhnya.

Nina (33), ibu rumah tangga di Loa Ipuh, juga mengalami kesulitan karena banjir mengganggu akses anaknya ke sekolah.

“Anak saya harus digendong karena jalan depan rumah terendam. Kami khawatir kalau kondisi ini berlarut, bisa makin susah ke mana-mana,” ujarnya.

Camat Sukono menegaskan bahwa penanganan banjir tidak bisa hanya bersifat reaktif. Menurutnya, perlu ada strategi jangka panjang berbasis kawasan yang terintegrasi.

“Kita harus adaptif terhadap perubahan iklim dan hujan ekstrem. Salah satu usulan kami adalah peninggian tanggul dan pemetaan ulang titik rawan banjir,” ucapnya.

Ia juga menekankan pentingnya gotong royong dan komunikasi aktif antara RT, kelurahan, dan warga untuk memperkuat respons darurat.

“Kami yakin, dengan kebersamaan dan peran aktif warga, kita bisa melewati masa sulit ini dengan lebih sigap,” pungkasnya. (ADV)

Logo

Jalan Gunung Satu No. 18 RT.05 Margo Balikpapan Barat Kota Balikpapan Kalimantan Timur

Telepon: 085396694449/081289219189 (admin)

Email: arahmediaindonesia@gmail.com

2025 © Media-Masa.ID. All Rights Reserved. Developed by PT. Master Digital Solutions