Tenggarong – Di tengah tantangan geografis dan keterbatasan infrastruktur yang selama ini membayangi wilayah pedalaman, harapan akan layanan kesehatan yang layak mulai menemukan jalannya.
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), di bawah kepemimpinan Bupati Edi Damansyah, secara resmi menghadirkan tiga Puskesmas Pembantu (Pustu) baru di Kecamatan Kembang Janggut, masing-masing di Desa Bukit Layang, Desa Kelekat, dan Desa Genting Tanah.
Peresmian ketiga fasilitas tersebut dilakukan dalam kunjungan kerja Bupati Kukar ke wilayah yang selama ini dikenal memiliki akses terbatas terhadap pelayanan kesehatan primer.
Tak sekadar seremonial, kehadiran Pustu ini menjadi bukti komitmen Pemkab Kukar dalam mewujudkan keadilan sosial dalam bidang kesehatan, menjangkau warga yang berada jauh dari pusat layanan.
“Ini bukan hanya soal membangun gedung, tapi soal membangun kepercayaan warga terhadap negara. Kita ingin memastikan bahwa tidak ada lagi warga desa yang merasa ditinggalkan dalam urusan kesehatan,” tegas Bupati Edi Damansyah saat menyampaikan sambutan, Kamis (3/4/2025).
Dengan jarak tempuh yang sebelumnya bisa mencapai puluhan kilometer hanya untuk memeriksakan diri ke puskesmas terdekat, keberadaan Pustu akan memangkas waktu, biaya, dan tenaga masyarakat.
Kini, layanan dasar seperti pemeriksaan kehamilan, imunisasi, pengobatan ringan, dan penanganan awal penyakit umum dapat dilakukan di desa sendiri.
Bupati Edi tidak ingin pembangunan berhenti pada peresmian fisik. Ia berkeliling meninjau langsung sarana di ketiga Pustu, dari ruang tindakan hingga ruang tunggu.
Menurutnya, gedung hanyalah awal dari upaya panjang membenahi layanan kesehatan desa. Yang paling krusial adalah konsistensi pelayanan dan keberadaan tenaga kesehatan yang sigap dan terlatih.
“Kita tidak bisa bicara transformasi layanan kalau hanya mengandalkan gedung. Fungsinya harus hidup. Maka saya tekankan kepada Kepala Puskesmas induk agar benar-benar mengelola Pustu ini secara serius, termasuk sistem rotasi tenaga kesehatan dan pengawasan pelayanan,” kata Edi.
Salah satu terobosan yang diapresiasi warga adalah kebijakan rekrutmen tenaga kesehatan lokal melalui skema Bantuan Keuangan Khusus (BKK) desa. Dengan tenaga kesehatan berasal dari desa itu sendiri, pelayanan menjadi lebih personal dan berkelanjutan.
“Kami dorong desa merekrut nakes dari anak-anak lokal yang punya latar belakang kesehatan. Ini bukan hanya efisiensi, tapi juga pemberdayaan,” ujar Bupati Edi, seraya menegaskan bahwa membangun manusia sama pentingnya dengan membangun infrastruktur.
Masyarakat tiga desa menyambut fasilitas ini dengan rasa syukur dan optimisme. Seorang warga Desa Genting Tanah, Nurhayati (45), mengungkapkan bahwa selama ini ia harus naik perahu dan menempuh perjalanan darat berjam-jam untuk membawa anaknya imunisasi ke Puskesmas Kembang Janggut.
“Sekarang cukup jalan kaki. Anak-anak bisa imunisasi di desa sendiri. Ini berkah besar buat kami,” ucapnya dengan mata berbinar.
Peresmian tiga Pustu ini tidak hanya menjawab kebutuhan teknis layanan kesehatan, tetapi juga memperkuat posisi desa sebagai bagian integral dari prioritas pembangunan.
Edi Damansyah menyebut pembangunan Kukar bukan sekadar mengejar angka dan proyek, tetapi soal membangun rasa keadilan.
“Tidak boleh ada warga Kukar yang merasa lebih rendah hanya karena tinggal jauh dari kota. Kesehatan adalah hak dasar. Negara harus hadir sampai ke titik paling jauh,” tegasnya.
Pembangunan fasilitas kesehatan desa menjadi salah satu pilar dalam program Kukar Sehat 2026 yang sedang digenjot Pemkab.
Program ini menargetkan seluruh desa memiliki fasilitas layanan dasar dan terhubung dengan sistem rujukan cepat serta dukungan teknologi informasi untuk memudahkan pendataan dan pemantauan kesehatan masyarakat.
Dengan peresmian ini, Pemkab Kukar menunjukkan bahwa daerah pelosok bukan lagi wilayah yang tertinggal, melainkan bagian dari ekosistem pembangunan yang aktif, strategis, dan tak terpisahkan dari misi besar Kukar membangun dari desa. (adv)
