Banner

Advertorial Dinas Kesehatan / 24 November 2024 / 233 views

Samarinda – Tuberkulosis (TBC) menjadi salah satu ancamanserius yang turut berkontribusi terhadap stunting pada anak.

 

Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim), Dr. dr. H. Jaya Mualimin, menjelaskan bahwa infeksi TBC dapat menghambat penyerapan nutrisi anak, sehinggamemperburuk kondisi kekurangan gizi kronis yang memicustunting.

 

“TBC pada anak sering kali sulit dikenali karena gejalanyatidak selalu spesifik. Namun, efeknya bisa sangat signifikan. Anak-anak yang terinfeksi TBC, meskipun diberikanmakanan bergizi, berat badan mereka tetap sulit bertambahkarena tubuh mereka tidak mampu menyerap nutrisi denganbaik,” jelas Dr. Jaya.

 

Jaya menjelaskan, TBC pada anak biasanya menular dariorang dewasa di sekitar mereka, seperti anggota keluarga yang menderita TBC aktif.

 

Penularan terjadi melalui droplet yang dikeluarkan saatpenderita batuk atau bersin. Jika tidak segera ditangani, infeksi ini tidak hanya mengganggu pertumbuhan anak tetapijuga berpotensi menyebabkan komplikasi kesehatan yang lebih serius.

 

“Anak-anak yang tidak di vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG) memiliki risiko lebih tinggi terkena TBC. Inilahmengapa cakupan vaksinasi BCG harus terus ditingkatkan. TBC yang tidak diobati dapat menyebabkan gangguanpertumbuhan yang kronis, termasuk stunting, karena tubuhanak terus-menerus berjuang melawan infeksi,” tambahnya.

 

Menurut data, Indonesia berada di peringkat kedua dunia dengan jumlah kasus TBC terbanyak berdasarkan Global TB Report 2023.

 

Setiap tahun, lebih dari 134.000 kematian disebabkan oleh TBC di Indonesia, dan sebagian besar kasus terjadi pada kelompok usia produktif dan anak-anak.

 

Jaya menekankan, stunting tidak hanya disebabkan oleh kekurangan gizi, tetapi juga oleh infeksi yang berlangsunglama, seperti TBC.

 

Anak-anak yang mengalami stunting akibat TBC akan sulitmencapai pertumbuhan optimal meskipun diberi makananbergizi tambahan, jika infeksi TBC-nya belum diobati.

 

“Untuk menyelesaikan masalah stunting, kita harusmenangani akar penyebabnya, termasuk infeksi TBC. Pengobatan TBC pada anak membutuhkan perhatian khusus, dan harus dilakukan secara intensif agar infeksinya benar-benar sembuh,” tegas Jaya.

 

Ia menghimbau kepada orang tua untuk mewaspadai gejalaTBC pada anak, seperti batuk berkepanjangan, penurunanberat badan, dan kelelahan.

 

Selain itu, Dr. Jaya juga mengingatkan pentingnya lingkunganyang sehat untuk mencegah penularan TBC, seperti menjagakebersihan rumah dan memastikan ventilasi udara yang baik.

 

“Kami juga meminta masyarakat untuk segera membawaanak-anak yang memiliki gejala TBC ke fasilitas kesehatanterdekat untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan. Selain itu, pastikan semua anak mendapatkan vaksinasi BCG agar terhindar dari risiko TBC,” tutupnya.

 

Melalui langkah-langkah pencegahan seperti vaksinasi, deteksi dini, dan pengobatan yang tepat, Jaya optimis bahwaKalimantan Timur dapat mengurangi angka kasus TBC pada anak dan menurunkan prevalensi stunting secara signifikan. 

Logo

Jalan Gunung Satu No. 18 RT.05 Margo Balikpapan Barat Kota Balikpapan Kalimantan Timur

Telepon: 085396694449/081289219189 (admin)

Email: arahmediaindonesia@gmail.com

2025 © Media-Masa.ID. All Rights Reserved. Developed by PT. Master Digital Solutions