Samarinda – Lonjakan kasus gondongan di ProvinsiKalimantan Timur (Kaltim) sepanjang tahun 2024 telahmemicu perhatian Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat.
Hingga September, total kasus gondongan tercatat mencapai1.000, dengan Samarinda dan Balikpapan menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi, masing-masing 300 kasus.
Menurut dr. Ivan Hariyadi, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kaltim, gondonganadalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan menularmelalui droplet atau kontak langsung.
Virus ini menyerang kelenjar ludah, terutama kelenjar parotisdi depan telinga, sehingga menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada rahang serta pipi.
“Gondongan ini kan dasarnya parotitis, yaitu radang pada kelenjar ludah. Penyakit ini biasa menyerang anak-anak dan menular,” ujar dr. Ivan, saat diwawancarai di Samarinda.
Lonjakan kasus tidak hanya terjadi di kota besar, tetapi juga merata di berbagai daerah di Kaltim.
Kutai Timur melaporkan 233 kasus, sementara Bontang dan Berau masing-masing mencatat 148 kasus. Angka yang lebihrendah dilaporkan di Paser dengan 45 kasus, dan KutaiKartanegara menjadi daerah dengan jumlah kasus paling sedikit, yaitu hanya 5 kasus.
Meski tidak tergolong mematikan, dr. Ivan menegaskanbahwa gondongan memiliki dampak signifikan, terutama pada anak-anak. Mereka harus beristirahat total selama dua mingguuntuk mencegah penularan lebih lanjut.
“Memang gondongan ini tidak mematikan, tetapi cukupmembuat anak-anak harus beristirahat total selama dua minggu. Selama periode tersebut, mereka juga masih bisamenularkan penyakit kepada orang lain,” jelasnya.
Namun, tantangan terbesar dalam pencegahan penyebarangondongan adalah ketika anak-anak yang merasa sedikitmembaik kembali beraktivitas, meskipun masih berada dalammasa menular.
“Masalahnya, anak-anak yang sudah merasa lebih baikbiasanya bosan di rumah dan ingin segera kembali ke sekolah. Padahal, mereka masih bisa menularkan virus ke teman-temannya. Ini yang menyebabkan penyebaran penyakit tidakberhenti,” tutup dr. Ivan.