Samarinda – Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (DinkesKaltim) terus berinovasi dalam pencegahan stunting denganmengedepankan pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA) dan teknik akupresur. Program ini merupakan bagian darilayanan kesehatan tradisional yang bertujuan meningkatkankesehatan ibu dan anak secara terjangkau.
Kepala Dinkes Kaltim, Dr. dr. H. Jaya Mualimin, menjelaskanbahwa pemanfaatan TOGA dapat membantu meningkatkanproduksi ASI, yang menjadi faktor penting dalam pencegahanstunting.
“Pemanfaatan tanaman obat keluarga seperti temulawak, meniran, dan pegagan mampu membantu ibu menyusuimeningkatkan produksi ASI, yang sangat penting dalammencegah stunting,” jelas Dr. Jaya.
Ia memberikan contoh ramuan alami yang dapat dibuat di rumah. Campuran tujuh iris temulawak, setengah genggammeniran, dan seperempat genggam pegagan direbus dalamtiga gelas air hingga mendidih. Temulawak dimasukkan lebihdahulu, diikuti meniran dan pegagan setelah sepuluh menit. Ramuan ini disarankan diminum dua kali sehari, pagi dan malam hari.
Selain TOGA, Dr. Jaya juga menyoroti manfaat teknikakupresur. Pemijatan pada titik-titik tertentu, seperti pada tungkai bawah dan dada, dapat merangsang tubuh untukmeningkatkan produksi ASI secara alami.
“Teknik ini sederhana, efektif, dan dapat dilakukan siapa sajauntuk mendukung kesehatan ibu menyusui,” tambahnya.
Program pemanfaatan TOGA dan akupresur ini menjadi salah satu langkah strategis Dinkes Kaltim dalam memperluas akseslayanan kesehatan tradisional yang murah, aman, dan efektif.
Dengan mengedepankan inovasi pelayanan kesehatantradisional, Dinkes Kaltim berharap dapat mempercepat upayapenurunan stunting di wilayahnya, sekaligus meningkatkankesadaran masyarakat tentang pentingnya solusi alami dalammenjaga kesehatan ibu dan anak.