Samarinda - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Jaya Mualimin, memberikan penjelasanterkait indikator yang digunakan dalam survei kesehatanmental, khususnya mengenai depresi.
Ia menekankan pentingnya memahami metodologi surveitersebut dan bagaimana hasilnya dapat mencerminkan kondisisebenarnya di masyarakat.
Jaya menjelaskan bahwa untuk menentukan seseorangmengalami depresi, diperlukan observasi selama setidaknyadua minggu dengan memperhatikan tanda-tanda seperti rasa sedih, putus harapan, hingga perasaan tak berharga.
“Angka 2,2 itu jika diambil dari gambaran keadaan seseorangdalam kurun dua minggu, seperti tertekan kah, dan apakahsudah termasuk menggambarkan perasaan, atau mungkinpikirannya,” papar Jaya.
Namun, ia menilai bahwa waktu dua minggu saja tidak cukupuntuk menggambarkan kondisi depresi secara menyeluruh.
Menurutnya, apa yang dirasakan dan dipikirkan seseorangdalam kegiatan sehari-hari bisa sangat bervariasi, sehinggasurvei perlu mencakup lebih banyak indikator untukmendapatkan gambaran yang lebih akurat.
“Ukuran dalam survei yang dilakukan harus sesuai dengankondisi sesungguhnya di masyarakat. Dalam kehidupanselama dua minggu saja, belum tentu apa yang dirasakan itubenar-benar mencerminkan depresi,” tambahnya.
Jaya juga menekankan bahwa hasil survei semacam inisebaiknya tidak hanya digunakan sebagai data statistik, tetapiharus diikuti dengan langkah konkret untuk menanganikesehatan mental di masyarakat.
Program seperti edukasi, konseling, dan penguatan layanankesehatan mental di fasilitas kesehatan tingkat pertama dapatmenjadi solusi untuk menangani masalah depresi.
Dinas Kesehatan Kaltim berkomitmen untuk terusmeningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnyakesehatan mental, sekaligus memastikan bahwa metodologisurvei yang dilakukan di masa depan dapat memberikangambaran yang lebih mendalam dan relevan tentang kondisimasyarakat.
Dengan penilaian yang lebih komprehensif, pemerintahdaerah diharapkan mampu merancang intervensi yang tepatuntuk meningkatkan kesejahteraan mental masyarakatKalimantan Timur.