Samarinda – Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim) terus berupaya meningkatkan angkakeberhasilan pengobatan Tuberkulosis Resistan Obat (TBC RO) di tengah tantangan peningkatan jumlah kasus.
Berdasarkan data terbaru, jumlah kasus TBC RO di Kaltimmenunjukkan tren peningkatan, dari 114 kasus pada 2023 menjadi 120 kasus hingga November 2024.
“Peningkatan jumlah kasus ini menjadi tantangan tersendiribagi kami dalam upaya penanggulangan TBC RO,” ungkapKepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular(P2PM) Dinkes Kaltim, Ivan Hariyadi.
Ia juga menegaskan bahwa tingginya angka resistensi obatterhadap TBC merupakan perhatian serius yang memerlukanpenanganan segera dan efektif.
Dinkes Kaltim menargetkan angka keberhasilan pengobatanTBC RO dapat mencapai lebih dari 70 persen pada tahun2025.
Untuk mencapai target ini, Dinkes Kaltim terus meningkatkankualitas layanan kesehatan di seluruh fasilitas rujukan TBC RO, termasuk melalui pelatihan tenaga kesehatan, penguatansistem manajemen kasus, dan penyediaan obat-obatan yang lebih memadai.
“Kami berkomitmen untuk memberikan pelayanan TBC RO yang berkualitas dan mudah diakses oleh seluruh masyarakatKalimantan Timur,” lanjut Ivan.
Langkah ini diiringi dengan penguatan jejaring pelayananantara puskesmas, rumah sakit rujukan, dan komunitas lokaluntuk memastikan pasien mendapatkan pendampingan dan perawatan yang optimal.
Selain itu, edukasi kepada masyarakat menjadi salah satuprogram utama untuk menekan angka resistensi obat.
Kampanye pentingnya mematuhi pengobatan TBC hinggatuntas juga terus digalakkan agar pasien tidak menghentikanterapi di tengah jalan, yang dapat memperburuk kondisi dan meningkatkan resistensi obat.
Lebih lanjut, Dinkes Kaltim memanfaatkan data epidemiologiuntuk memetakan wilayah dengan angka kasus tinggi dan memprioritaskan intervensi di daerah tersebut.
Kolaborasi lintas sektor dengan organisasi masyarakat dan lembaga kesehatan nasional turut diperkuat untuk mendukungeliminasi TBC secara menyeluruh.