Banner

Advertorial Dinas Kesehatan / 20 November 2024 / 242 views

Samarinda – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur memastikan belum ada laporan kasus keracunanmakanan terkait jajanan asal China, Latiao, yang ditarik dariperedaran oleh BPOM RI.

 

Badan Pengawas Obat dan Makanan sebelumnya menemukanbakteri Bacillus cereus dalam jajanan tersebut, yang diketahuidapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah, diare, hinggasesak napas akibat racun yang menyerang sistem saraf.

 

“Alhamdulillah, hingga saat ini tidak ada laporan kasuskeracunan makanan impor di Kalimantan Timur. Meskidemikian, kami terus meningkatkan pengawasan untukmencegah kejadian serupa di wilayah ini,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Dr. dr. H. Jaya Mualimin.

 

Sebagai langkah preventif, Dinkes Kaltimmengimplementasikan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) atau Early Warning Alert Response and System (EWARS), yang dirancang untuk memantaupergerakan penyakit terkait risiko makanan, kuman, dan lingkungan.

 

Dr. Jaya menjelaskan, sistem ini digunakan untuk mendeteksidini berbagai jenis penyakit yang memiliki potensiberkembang menjadi wabah atau Kejadian Luar Biasa (KLB).

 

“Dengan sistem SKDR ini, setiap kejadian yang terkaitdengan potensi keracunan atau wabah penyakit akan segeradilaporkan dan ditanggapi,” tambahnya.

 

Sistem ini memungkinkan Dinkes Kaltim untuk meresponssecara cepat terhadap potensi ancaman kesehatan, termasukkeracunan makanan atau wabah yang melibatkanmikroorganisme berbahaya.

 

Dinkes Kaltim optimistis bahwa dengan penerapanSKDR/EWARS, respons terhadap ancaman kesehatan dapatditingkatkan secara signifikan, memastikan keamanan dan kesehatan masyarakat di wilayah ini tetap terjaga. 

Logo

Jalan Gunung Satu No. 18 RT.05 Margo Balikpapan Barat Kota Balikpapan Kalimantan Timur

Telepon: 085396694449/081289219189 (admin)

Email: arahmediaindonesia@gmail.com

2025 © Media-Masa.ID. All Rights Reserved. Developed by PT. Master Digital Solutions